NEWS  

Strategi Cegah Perkawinan Anak Libatkan 24 Kabupaten/Kota

Pembukaan sosialisasi Stranas PPA, Selasa, 3 November 2020. (FOTO: MM)

MAROS, MM – Angka perkawinan anak di Indonesia mengalami penurunan. Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, bagi banyak kalangan, pergeserannya masih sangat tipis. Itu juga yang mendasari Institute of Community Justice (IJC) menggelar sosialisasi Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (Stranas-PPA), Selasa, 3 November 2020.

Hajatan virtual itu diikuti perwakilan 24 kabupaten/kota di Sulsel. Masing-masing diikuti representasi pemerintah daerah, civil society organization (CSO), dan media massa.

Pemerintah pusat bersama berbagai pihak memang sudah menyusun strategi nasionalnya. Kini tiba waktunya mensosialisasikannya ke daerah. Sebab penerapannya juga akan dilakukan di masing-masing daerah.

“Kita sedang berupaya mendorong lahirnya roadmap pencegahan perkawinan anak di Sulsel,” ucap Ferry Mambaya, Direktur IJC.

Nah, sosialisasi ini hanya pembuka. Rabu, 4 November hingga Minggu, 8 November 2020, diskusinya akan semakin mendetail. Masing-masing daerah diminta menyusun strategi daerah (strada).

Setiap perwakilan kabupaten/kota menampilkan data tentang perkawinan anak di daerahnya. Termasuk memaparkan situasi dan kendala yang dihadapi, regulasi yang telah dibuat, hingga siapa saja yang dilibatkan.

Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Inu Bronwyn Robins yang ikut berbicara pada acara sosialisasi memberi pujian. “Indonedia menunjukkan kemajuan signifikan dalam pencegahan perkawinan anak dalam beberapa tahun terakhir.”

Namun, Bronwyn mengingatkan bahwa strategi nasional tidak akan berhasil jika tidak disesuaikan dengan kebiasaan di setiap daerah. Sebab, orang di daerah masing-masinglah yang paham situasi. Makanya, pihak Australia melalui AIPJ2 (Australia-Indonesia Partnership for Justice 2) ikut mendukung acara ini.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A Dalduk KB) Sulsel, Fitriah Zainuddin juga mengaku gembira dengan upaya penyusunan strada tersebut. Sebab, sampai tahun lalu, Sulsel masih masuk 20 provinsi yang angka perkawinan anaknya di atas rata-rata nasional. Sulsel 11,10 persen, nasional 10,8 persen.

“Makanya kita membuat juga roadmap pencegahan, serta gerakan terpadu,” tambah Fitriah. (mal)