NEWS  

Pertumbuhan Ekonomi Maros 2020 Minus 10,87 Persen

Pemaparan data BPS Maros, Selasa, 9 Maret 2021. (FOTO: IST)

MAROS, MM –  Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maros sepanjang 2020, anjlok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), turun hingga angka minus 10,87 persen. Jauh dari capaian 2020 yang walaupun hanya 1,24 persen, namun tak sampai minus.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Maros, Muhammad Alwi menuturkan bahwa kondisi seperti itu terjadi di hampir semua daerah.

“Situasi pandemi Covid-19 menjadi penyebabnya,” kata Alwi, Selasa, 9 Maret 2021.

Ada 17 sektor yang menjadi indikator pertumbuhan ekonomi itu. Namun khusus di Maros, sektor paling terdampak adalah transportasi terutama pada transportasi angkatan udara. Kemudian industri pergudangan, pertambangan galian dan bukan logam, juga pertanian.

“Sektor transportasi itulah yang paling banyak mengalami penurunan, nilainya mencapai 40 persen, terus pertambangan minus 7,23 persen. Kalau pertanian sebelumnya 5,29  turun menjadi minus 2 persen,” tambahnya.

Sektor yang mampu tetap tumbuh adalah telekomunikasi dari 6 persen menjadi 12,69 persen dan sektor kesehatan dan sosial dari 5,97 persen ke 9,53 persen.

Bupati Maros, Chaidir Syam berjanji pemerintah kabupaten akan berupaya mengatasi persoalan tersebut. Salah satu caranya dengan membuat program-program strategis.

“Kita juga telah menyiapkan program percepatan pemulihan ekonomi. Mulai dari bantuan modal, pelatihan, dan masih banyak lagi,” ujarnya usai bertemu pimpinan BPS Maros.

Tren turunnya pertumbuhan ekonomi misalnya juga dialami Kabupaten Bantaeng. Dari angka 10,75 persen pada 2019 turun menjadi 0,52 persen sepanjang tahun lalu. Kota Makassar juga anjlok dari 8, 79 persen ke minus 1,27 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulsel minus 0,7 persen pada 2020. Anjlok dari capaian tahun sebelumnya 6,92 persen. (ast)