NEWS  

Menanti Evakuasi, Pendaki di Lompobattang Kabarkan Kronologis Jatuhnya via Telepon

Fahrul Zainuddin (kanan) bersama seorang rekannya pada sebuah pendakian, beberapa waktu lalu. (FOTO: DOK PRIBADI)

MAROS, MM – Kecemasan rekan-rekan dan keluarga Fahrul Zainuddin, 31 tahun, pendaki asal Maros yang jatuh di Gunung Lompobattang, Kabupaten Gowa, sedikit redam dengan beredarnya rekaman percakapan dia dan kru tim SAR Makassar.

Rombongan pendaki itu masih bisa mendapatkan sinyal seluler untuk mengontak tim SAR. Mereka berada di titik yang normalnya baru bisa dicapai dua hari dua malam dari kaki gunung.

Dalam rekaman berdurasi 6 menit 46 detik itu terdengar suara Pallung, sapaan akrab Fahrul Zainuddin. Dia dengan relatif santai menceritakan kondisinya.

“Alhamdulillah kondisi saya dan teman-teman baik. Cuma memang saya sulit bergerak,” ucap pria kelahiran Bengo, Desa Limapoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros itu.

Pallung yang juga wartawan radio Maros FM itu bahkan bisa menceritakan kronologi jatuhnya. Ia bilang, saat itu dirinya bersama tiga orang rekannya tengah duduk beristirahat di atas sebuah batu. Naas, setelah ia dan rombongan akan melanjutkan perjalanan tiba-tiba tanah di bawah batu tersebut longsor.

“Batunya goyang dan langsung jatuh bersama saya dan juga teman yang ada di atas batu,” kata Pallung.

Setelah terjatuh, dirinya hendak bangun dan ternyata tulang kaki kanan dan tangan kanannya patah ditindih batu.

“Sekarang saya tidak bisa bergerak. Hanya tangan kiri yang bisa digerakkan,” ungkapnya. Sementara salah satu temannya mengalami nyeri pada bagian dada.

Dalam percakapan itu, Pallung memohon maaf karena akhirnya merepotkan banyak orang. Penyesalan yang dijawab kru tim SAR bahwa memang sudah begitulah adanya. Saling tolong saling bantu adalah kewajiban.

Personel BPBD Maros yang berjaga di posko siaga Danru Irsal, mengatakan bahwa sampai detik ini belum menerima informasi dari tim evakuasi yang berangkat malam tadi.

“Masih proses menuju lokasi korban dan mungkin belum dapat jaringan sehingga belum mengirim kabar,” ucapmya.

Ia menjelaskan, besar kemungkinan para korban jatuh akan dievakuasi melalui jalur Malakaji, Kabupaten Jeneponto. “Semoga kondisi cuaca tidak buruk agar evakuasi bisa lebih cepat,” tambah Irsal.

Pallung melakukan pendakian bersama lima orang rekannya dari komunitas Ultra Light (UL). Beberapa di antara mereka dikabarkan jatuh pada patahan menuju Lembah Karisma, perlintasan Gunung Latimojong dengan Gunung Bawakaraeng. Ada juga yang menyebut titik itu sebagai Pasar Anjaya.

Sudah lebih dari 24 jam menanti evakuasi. Beberapa tim pencari bergerak sejak kemarin. (suf)