NEWS  

Cerita Pengungsi yang Lari ke Maros; Rumah Hancur, Pergi ke Gunung Longsor di Mana-mana

Yusran (kiri) menceritakan oeristiwa yang dialaminya bersama keluarga di Mamuju. (FOTO: MUHAMMAD YUSUF/MATAMAROS.COM)

MAROS, MM – Gempa menghancurkan rumah dua kepala keluarga itu di Kecamatan Tappalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar. Waktu itu, mereka sempat ke wilayah pegunungan. Mengungsi sekaligus menjauhkan diri dari cemas bakal datang tsunami.

Namun di ketinggian, mereka masih juga tidak tenang. Penyebabnya adalah longsor di mana-mana. Maka 15 orang itu, terdiri atas tujuh orang dewasa, tujuh anak-anak, dan satu balita usia 3 bulan, memutuskan keluar dari Sulbar.

Mereka menumpang mobil relawan yang hendak ke Makassar, Minggu, 17 Januari 2021. Sebagian lagi mengendarai sepeda motor.

Tujuannya adalah Lingkungan Ballu-Ballu, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros.
Mengungsi di rumah kerabat mereka, Suhardi.

Salah seorang pengungsi, Yusran mengatakan, ini adalah langkah terbaik saat ini. “Di sini rumah saudara ipar. Perempuan dan anak-anak naik mobil relawan ke sini sementara saya naik motor,” kata Yusran kepada MataMaros.com, Rabu, 20 Januari 2021.

Dia menceritakan, tidak sedikit keluarganya yang luka-luka bahkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan gedung.

“Ada sepupu dan keluarga lain yang masih sempat kami dengar kabarnya setelah gempa,” ungkapnya.

Yusran mengaku belum ada rencana untuk kembali ke Mamuju karena masih dalam kondisi trauma, “Belum ada rencana pulang, masih takut karena sampai sekarang masih sering terjadi gempa susulan,” ujarnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros, Prayitno, membenarkan kedatangan pengungsi tersebut. Dia mengaku tengah melakukan upaya pendataan kepada seluruh pengungsi yang datang ke Maros.

“Saat ini kami assesment dulu. Kita data apa-apa saja kebutuhannya,” singkatnya. (suf)