NEWS  

Ini Coto di Maros yang Bikin Stafsus Wapres Penasaran dan Akhirnya Jatuh Cinta

Sajian khas Coto Rampa di Maros. (FOTO: MM)

MAROS, MM – Tidak sulit bagi Sukriansyah S Latief menemukan coto setiap punya kesempatan pulang maupun kunjungan kerja ke Kota Makassar. Staf Khusus Wapres RI itu tinggal memilih ke warung mana dia hendak pergi.

Namun hari ini, Minggu, 30 Mei 2021, Sukriansyah merasa harus berangkat khusus ke Kabupaten Maros untuk mencoba coto yang diakuinya cukup sering dia lihat di media sosial dan dengar dalam percakapan.

“Bahkan saat di Jakarta pun saya sering mendengar Coto Rampa dibicarakan,” ujar Sukriansyah. Dia menyebut nama warung coto yang membuatnya penasaran itu.

Sukriansyah S Latief. (FOTO: IST)

Ditemani sahabat-sahabat seperjuangannya saat mengawali karier sebagai wartawan di Harian FAJAR, Uki, sapaan akrabnya, menempuh lebih dari 30 kilometer dari kediaman pribadinya di Makassar untuk menjajal Coto Rampa di Jalan Gladiol nomor 22, Turikale, Maros. Jalan yang berada di kawasan Pantai Tak Berombak (PTB) itu.

Uki pun mengaku tak sia-sia datang jauh. “Baru melihat cotonya saat pertama dihidangkan saja sudah begitu berselera,” imbuh pria yang meraih gelar sarjana hingga doktornya di Universitas Hasanuddin itu.

Dia pun langsung memesan dua porsi. Semua ludes. Ditambah satu setengah biji ketupat.

“Tidak ada coto dengan kuah seperti ini di Makassar,” puji pria kelahiran 30 Agustus 1969 yang kini juga menjabat sebagai komisaris di Fajar Group itu.

Uki berjanji akan datang lagi di lain waktu.

Ciri Khas

Coto Rampa memang langsung menyita perhatian sejak pertama buka 20 Oktober 2020 lalu. Seperti namanya yang merupakan kata dalam bahasa Makassar maupun Bugis dan berarti rempah, coto ini memproklamasikan diri sebagai coto yang berbeda.

Kekuatannya ada pada rempah. Juru masak Coto Rampa, Ulla Mo, mengakui ada jenis rempah tambahan yang membuat racikannya punya cita rasa sendiri.

“Misalnya jintan. Umumnya coto tak memakai itu. Kami di sini mengandalkannya,” ucap pria dengan pengalaman lebih dari 25 tahun memasak coto itu.

Ulla menghitung ada belasan rempah yang dia masukkan ke setiap mangkuk Coto Rampa. Semua punya peran masing-masing dan tidak bisa jika sekali saja tak diikutkan dalam bumbu.

“Memang khas sekali. Aromanya harum dan berbeda,” timpal Uki.

Pemilik Coto Rampa, Imam Dzulkifli menambahkan bahwa pihaknya mencoba membawa sugesti positif kepada pencinta masakan tradisional itu. Jika selama ini banyak yang takut duluan dengan coto karena kandungan daging, Coto Rampa menitikberatkan pada kandungan rempah.

“Justru rempah-rempah itu yang membuat siapa saja yang yang makan bisa mendapatkan khasiat untuk kesehatannya,” bebernya.

Dzul mencontohkan ketumbar yang sanggup menurunkan kolesterol, bawang putih yang dapat mengontrol tekanan darah.

“Jadi makan Coto Rampa insyaallah akan membuat sehat dan kuat,” ucapnya.

Rombongan Staf Khusus Wapres RI yang menyambangi Coto Rampa antara lain Direktur Harian Parepos, beberapa komisaris Fajar Group, Pemred Harian Radar Selatan, Pemred Tabloid TARGET, dan beberapa wartawan senior.

Uki pernah menduduki jabatan tertinggi di redaksi FAJAR sebegai pemred sebelum masuk manajemen dan menjadi direktur. Berikutnya dia jadi komisaris lalu hijrah ke Jakarta lantaran ditunjuk sebagai Staf Khusus Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, dari 2014 hingga 2019. Uki juga pernah menempati posisi komisaris di PT Pupuk Indonesia (Persero).

Kini Uki kembali jadi staf khusus tetapi naik level dengan mendampingi Wapres RI, Ma’ruf Amin. Pria yang juga pernah jadi wartawan Majalah Tempo dan Majalah Forum Keadilan itu membantu Ma’ruf untuk bidang infrastruktur dan investasi. (abr)