REI Hadiahkan Rumah Impian untuk Rini, Single Parent Pejuang Keluarga

Penyerahan simbolis kunci rumah dari donatur kepada keluarga Rini Astuti di Bumi Nurmita Mas 2, Kamis, 28 Maret 2024. (FOTO: MATAMAROS)

MATAMAROS.COM — Kamis petang setelah hujan deras, 28 Maret 2024. Rini Astuti sujud syukur begitu mengetahui amplop yang dibukanya berisikan ucapan selamat mendapatkan satu unit rumah gratis di Bumi Nurmita Mas 2, Moncongloe, Maros.

Ruki, ibu dari Rini yang sudah sepuh serta Fahrana, putrinya ikut sujud. Dahi mereka menempel di jalan beton yang basah. Diiringi kalimat hamdalah yang sambung-menyambung.

Pengumuman penerima rumah program Ramadan Rumah Impian itu dilakukan dalam sebuah seremoni yang juga dihadiri Bupati Maros, Chaidir Syam. Chaidir juga tampak menyeka sudut mata.

Selama ini, Rini yang ditinggal cerai sang suami beberapa tahun lalu, tinggal di rumah reot bersama tiga anak serta ibunya. Dinding rumah sudah sangat rapuh, plafon berjatuhan, dan hanya beberapa bagian yang bisa ditempati bernaung karena bocor.

Rumah itu pun cuma berdiri di atas lahan milik sebuah perusahaan. Setiap saat mereka dilanda cemas, khawatir bila sudah waktunya diminta angkat kaki. Pendapatan Rini yang bekerja serabutan tidak memungkinkan untuk membeli rumah.  Kadang, katanya, untuk sekadar membeli beras saja susah.

Detik-detik pengumuman penerima program Ramadan Rumah Impian di Bumi Nurmita Mas 2. (FOTO: MATAMAROS)

Ada dua keluarga yang dihadirkan sebagai kandidat penerima rumah. Selain keluarga Rini Astuti, ada juga keluarga Abdul Latif. Jika Rini hadir bersama ibu dan anaknya, Latif datang didampingi dua cucunya. Latif seorang pria 74 tahun. Sehari-hari menjadi tukang becak dengan pendapatan yang juga tak menentu.

Pembawa acara memohon maaf karena rumah yang dibagikan hanya satu unit. Namun keluarga Latif tetap mendapat hadiah, yakni uang tunai dari Haji Badris, Direktur PT Mandiri Pratama Putra, yang juga menjadi donatur rumah yang dibagikan untuk keluarga Rini.

Foto bersama usai penyerahan rumah. (FOTO: MATAMAROS)

Badris berharap rumah tipe 36 dengan luas tanah 72 meter persegi itu bisa bermanfaat dan membawa berkah untuk keluarga penerima.

“Saat ini kami sudah membangun 150 unit rumah di perumahan ini. Doakan bisa hingga 600 unit dan diminati masyarakat,” ucap Badris.

Badris adalah satu sekian pengembang anggota REI Sulsel yang berinfak rumah pada program Ramadan Rumah Impian tahun ini.

Ramadan Rumah Impian 2024 merupakan edisi ke-13. Digelar REI Sulsel sejak 2010. Setiap tahun ada beberapa donatur yang menyumbangkan rumah bagi kaum duafa yang mengimpikan hunian layak. Seleksi diketat diberlakukan melibatkan tim independen.

Sejak 2010, REI Sulsel sudah menyumbangkan 105 unit rumah. Nah, ditambah dengan delapan unit rumah yang akan dibagikan Ramadan tahun ini, totalnya mencapai 113 unit rumah.

“Konsepnya juga terus mengalami perubahan. REI semakin terbuka untuk CSR dari mana saja yang ingin turut berinfak rumah. Selain dari developer, bisa juga dari mitra REI termasuk perbankan,” ucap Mahmud Lambang, Ketua DPD REI Sulsel.

Bupati Maros, Chaidir Syam memuji REI Sulsel yang dinilainya konsisten membagikan rumah setiap tahun untuk warga yang membutuhkan.

“Sejak saya masih ketua DPRD, saya sudah sering hadiri acara penyerahan Ramadan Rumah Impian dari REI,” tutur Chaidir.

Dia pun mewakili dua keluarga kandidat penerima rumah, mengucapkan terima kasih kepada donatur dan semua pihak yang telah membantu.

Sementara itu, Rini mengungkap rasa syukurnya. Dia mengaku tak pernah menyangka bisa mendapatkan sebuah rumah yang jauh lebih layak dan yang terpenting statusnya sudah milik sendiri. Rini berjanji menggunakan rumah itu sebaik mungkin, melanjutkan hidup sebagai single parent, berjuang menafkahi keluarga.

“Terima kasih donatur, terima kasih Pak Bupati, terima kasih REI Sulsel, terima kasih Dinas Perumahan, terima kasih sosok yang telah mengusulkan keluarga kami, terima kasih panitia, terima kasih semuanya,” ucap perempuan 44 tahun tersebut saat memasuki rumah itu untuk pertama kalinya.

Tirai yang menutupi rumah berwarna biru-putih dibuka menyusul bunyi sirine yang ditekan para pejabat. Rini dan ibunya serta putri bungsunya sujud syukur sekali lagi di atas karpet merah.

Mereka menyaksikan wujud rumah itu untuk pertama kalinya pada petang yang indah, 21 menit sebelum waktu berbuka puasa. (fix)