Pembina Majelis Taklim Titip Harapan ke Tajerimin-Havid

Siluet wajah Havid S Fasha saat silaturahmi tatap muka dengan ibu-ibu majelis taklim dan tokoh agama di Mandai, kemarin. (FOTO: IST)

MAROS – Cukup banyak program Tahfidz (Andi Tajerimin-Havid S Fasha) terkait sosial keagamaan. Alasannya Havid ungkap saat silaturahmi tatap muka di Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Berbagai program disosialisasikan Ketua Tim Pemenangan Keluarga Tahfidz, Nurhasan. Terutama yang terkait sosial keagamaan. Warga pun antusias.

Andi Ida Nuraida (Puang Ida), pembina majelis taklim membeberkan pengalamannya selama ini. Katanya kurang mendapat perhatian dari pemimpin di daerah.

“Kami ini kasian, tidak butuh sumbangan ji. Cukup kami diperhatikan saja, disapa kalau misalnya ada kegiatan. Itu sudah senang hati,” ujarnya.

Ida mengaku punya hubungan keluarga dengan salah satu pasangan calon. “Tetapi karena saya ada pengalaman kurang baik dengan sikap kepemimpinannya makanya saya menjatuhkan pilihan ke pasangan nomor 1,” jelasnya.

Sebagai pemimpin, imbuh Ida, tak boleh cuek sama warga. Malahan harus bersahaja. “Dan itu ada di pasangan Tahfidz. Tahfidz ini bersahaja, pemerhati agama, ulama, santri serta secara umum warga Maros,” tambahnya.

Dia dan majelis taklimnya pun siap mendukung dan mendoakan pasangan Tahfidz. Syaratnya hanya satu, kelak tetaplah santun dan jangan sombong. “Karena kuncinya kesuksesan itu berada pada akhlak dan niat yang tulus,” kuncinya.

Tokoh masyarakat lainnya, Puang Anas menyampaikan harapannya agar organisasi dan lembaga diperhatikan.

“Saya suka dengan Pak Havid karena berpengalaman, karena sudah tiga periode jadi anggota dewan. Orang-orang berpengalaman sudah tahu apa yang akan dilakukan ke depannya,” tuturnya.

Anas mengaku memberikan dukungan karena program Tahfidz sejalan dengan pemikirannya, yaitu memikirkan kesejahteraan orang. Memikirkan kebaikan untuk semua anak-anak penerus bangsa. Memikirkan semua kebutuhan yang langsung menyentuh ke masyarakat.

Havid pun mengungkapkan mengapa sosial keagamaan jadi salah prioritasnya. “Karena ketika kita tidak mengedepankan agama maka tunggulah azab Allah.”

Programnya menyentuh kepada guru mengaji, imam masjid, serta pendidikan penghafal Alquran untuk anak anak.

Ada pula program Gerakan Masjid Cantik (Gemantik). Masjid-masjid di Maros akan ditingkatkan keindahan serta fasilitas-fasilitasnya. (*/)