NEWS  

Maros Bakal Olah Sampah Jadi Energi Listrik, Investor Siapkan Rp140 M

Penandatanganan Mou antara investor dan Pemkab Maros. (FOTO: ASTY UTAMI/MM)

MAROS, MM – Jika berjalan sesuai rencana, pengelolaan sampah di Maros akan menempuh alur baru. Tidak semua dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sebagian besar bakal didistribusi hingga ke ibu kota kabupaten saja. Diolah jadi energi listrik.

Sebuah perusahaan bernama PT Parametrik Pilar Utama tertarik berinvestasi. Nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) bahkan sudah diteken bersama Bupati Maros, Chaidir Syam, Senin, 7 Februari 2022.

Direktur Utama PT Parametrik Pilar Ttama, Bagus Anggit mengatakan, pihaknya berani berinvestasi di Kabupaten Maros karena adanya kemudahan yang diberikan pemerintah daerah.

Dalam kerja sama ini pihaknya bakal menggelontorkan hingga Rp140 miliar untuk pengadaan mesin pengolah sampah. Kapasitasnya 100 ton sampah per hari. Sedangkan lahan dan bangunan akan disiapkan Pemkab Maros.

Rencana tersebut mendapat respons positif praktisi bank sampah, Saharuddin Ridwan. Dewan Pendiri Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) itu menilai konsep pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan bernama Moska (Mal Olah Sampah Skala Kecil) itu sangat positif. Lingkungan bersih dan menjadi sumber pendapatan daerah.

Ada beberapa keunggulan. Tidak menimbulkan penumpukan sampah dan bau. Hemat anggaran transportasi sampah ke TPA. Mengurangi beban jalan dari angkutan truk sampah.

“Serta mengurangi biaya sanitasi sosial, menciptakan lapangan kerja setempat, dan mendukung sanitasi lingkungan yang lebih baik, sampah diangkut pagi dan sore,” ucap Sahar, sapaan akrabnya.

Dia membeberkan, semua jenis sampah dapat diolah. Bisa 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah anorganik.

“Dalam 100 ton sampah per hari bisa menghasilkan 500 kw energi listrik,” tutur mantan wartawan itu.

Sahar mengklaim Maros merupakan kabupaten pertama yang melakukan MoU untuk pengolahan sampah yang menghasilkan energi listrik dalam skala kecil. Lokasinya pun tak perlu jauh. Bisa di pusat keramaian ibu kota kabupaten.

Investor, Asobsi, dan BPPD Maros meninjau bank sampah Maros di Turikale. (FOTO: ASTY UTAMI/MM)

Asobsi pun memberi dukungan melalui studi kelayakan guna mengetahui secara rasional dan objektif, serta bagaimana komposisi sampah yang ada di Maros.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Maros, Irfan Asyhari mengaku lega setelah adanya penandatanganan MoU itu.

“BPPD bahagia ikut berkontribusi menjemput investor untuk pengolahan sampah di Maros. Konsepnya nanti bakal terintegrasi juga dengan destinasi wisata,” kunci Irfan.

Selain investor pengolahan sampah, BPPD Maros kata Irfan juga menginisiasi hadirnya investor penanaman singkong ke Maros. Luas lahan yang akan digarap adalah 1.500 hektare. Masing-masing 500 hektare di tiga kecamatan; Tanralili, Moncongloe, dan Tompobulu. (ast)