NEWS  

Canangkan Mallawa “Kota Kopi”, Suhartina Bohari Bagikan 149 Ribu Bibit Pohon

Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari menanam bibit kopi di Mallawa, Kamis, 7 Juli 2022. (FOTO: ASTY UTAMI/MATAMAROS)

MATAMAROS.COM – Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari juga ingin daerahnya punya kopi ikonik. Rencana yang coba diupayakan di Mallawa, sebuah kecamatan dengan jarak tempuh cukup jauh dari ibu kota kabupaten. Malah sudah berbatasan dengan Kabupaten Bone.

Suatu saat nanti, kata Suhartina, setiap orang yang datang ke Maros untuk mencicipi kopi, “wajib” datang ke Mallawa sebab di sanalah kekhasan itu berada.

Sebanyak 149 ribu bibit kopi pun ia bagikan kepada kelompok tani Mattiro Walie, Desa Barugae, Kecamatan Mallawa, Kamis, 7 Juli 2022. Ia berjanji tak hanya sampai di situ. Pemda akan terus memfasilitasi petani, termasuk membentuk asosiasi petani kopi.

“Saya menetapkan bahwa Mallawa sebagai kota kopi khusus Kabupaten Maros,” kata alumni Program Studi Manajemen Unhas itu.

Dalam rencana besarnya, Suhartina ingin jadikan Mallawa sebagai objek wisata kopi. Ada kebun kopi dan sarana edukasi kopi untuk masyarakat yang ingin mempelajari kopi secara detail.

Ia juga berharap bibit yang diserahkan hari ini, tahun depan, bisa dinikmati kopinya. Namun ia mengingatkan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia para petani.

“Agar kita nikmati hasilnya dengan maksimal,” tambahnya.

Sejauh ini SDM itu yang diakuinya menjadi kendala dalam progres budidaya tanaman kopi yang dinamai Kopi Bentenge itu.

“Kita impikan ini Mallawa menjadi pusat produsen kopi. Bukan hanya kopinya, tapi juga bisa menjadi tempat wisata dan edukasi kopi. Makanya kita harus bekerja tim. Tidak boleh sendiri-sendiri,” ujarnya.

Pada penanaman perdana bantuan bibit kopi ini, Suhartina menyerahkan 149 ribu pohon dengan luas 149 hektare. Selain di Mallawa, ada juga pencanangan lahan pohon kopi di Kecamatan Tompobulu.

Ketua Asosiasi Petani Kopi Mallawa, Murdin mengatakan jenis kopi yang lebih berpotensi untuk dibudidayakan adalah robusta.

“Karena kan topografinya di bawah 1.000 meter. Namun bukan berarti arabika tidak cocok, cuma mungkin perlu perawatan khusus,” paparnya.

Sejauh ini jenis kopi yang sudah dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Mallawa ada tiga varietas; arabika, robusta, dan liberika.

“Untuk robusta, dipupuk atau tidak dipupuk tetap berbuah setiap tahunnya,” beber Murdin. (ast)