Berbeda di Pilkada, Semeja di Coto Rampa

Andi Patarai Amir (kanan) bercanda dengan Suhartina Bohari di Coto Rampa, Maros, Selasa, 20 Oktober 2020. (FOTO: MATAMAROS.COM)

MAROS, MM – Rivalitas jelang Pilkada Maros 2020 renggang sejenak, Selasa, 20 Oktober 2020. Para tokoh utama kontestasi tersebut kumpul di Coto Rampa, warung baru di Jalan Gladiol, Turikale, Kabupaten Maros.

Calon bupati nomor urut 2, Chaidir Syam datang terlebih dahulu. Disusul pasangannya Suhartina Bohari. Bergabung pula anggota DPRD Hanura, Rusli Rasyid, salah satu elite tim pemenangan HatiKita Keren (akronim Chaidir-Suhartina).

Lalu muncul pula, Andi Patarai Amir, Ketua DPRD Maros yang juga Ketua Tim Pemenangan Tahfidz (Andi Tajerimin-Havid S Fasha), paslon nomor urut 1. Mereka duduk semeja. Hal yang sama sekali tak menunjukkan di kubu mana mereka pada pilkada kali ini.

Tidak ada obrolan politik. Semua fokus pada makanan yang tersaji. “Pantas namanya Coto Rampa. Rempahnya memang beda, mirip-mirip bumbu Aceh rasanya,” tutur Chaidir.

Chaidir Syam menyapa peracik Coto Rampa. (FOTO: MATAMAROS.COM)

“Ini baru coto. Kuahnya khas, dagingnya empuk. Aromanya juga wangi sekali,” timpal Patarai.

Tak lama berselang, tiba pula Muzayyin Arif, Ketua Tim Pemenangan Maros Unggul (Andi Harmil Mattotorang-Andi Ilham Nadjamuddin), paslon nomor urut 3.

“Sayang rasanya melewatkan grand opening. Saya langganan coto ini sejak bernama Makan!,” ucap Muzayyin yang juga Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.

Muzayyin Arif (kiri) menikmati Coto Rampa bersama pengunjung lain. (FOTO: MATAMAROS.COM)

Coto Rampa memang bukan pemain baru. Sudah puluhan tahun resep coto ini mewarnai beberapa warung coto di Makassar. Kemudian sejak tahun lalu, sang peracik, Ulla Mo membawanya ke Maros dengan brand Makan!.

Hanya setahun di lokasi lama di Mandai, Ulla memutuskan hijrah ke tengah kota. “Banyak permintaan agar kami pindah ke sini. Teman-teman lebih gampang menjangkau,” jelas Ulla.

Ulla mengaku sengaja memilih lokasi di tengah-tengah ibu kota kabupaten, agar mudah diakses dari segala arah.

“Dekat PTB, depan Pasar Tramo. Diapit banyak warkop terkenal. Saya kira ini titik terbaik untuk kami tempati,” ujarnya.

Lokasi baru, nama baru. Makan! kini bernama Coto Rampa. Rebranding juga punya pertimbangan kuat. Yakni terkait edukasi. Ulla ingin penikmat cotonya terbebas dari kecemasan.

“Banyak orang sudah takut duluan sebelum makan coto. Khawatir kolestrol tinggi misalnya. Coto Rampa ini komposisinya selain terdiri atas daging lokal yang sehat, juga belasan macam rempah yang tentu saja berefek baik bagi tubuh,” jelasnya.

Ulla menyebut, dalam setiap mangkuk Coto Rampa mengandung serai yang merupakan antioksidan. Kemudian lengkuas yang mengobati diabetes. Kunyit Meredakan peradangan. Pala mengatasi insomnia. Kayu manis menyehatkan jantung. Ketumbar menurunkan kolestrol.

Berikutnya ada jintan yang mengendalikan gejala asma. Bawang putih pengontrol tekanan darah. Merica pereda sakit kepala.

Papan bicara soal komposisi Coto Rampa. (FOTO: MATAMAROS.COM)

Rempah-rempah itu, lanjut lelaki yang sudah 24 tahun lebih meracik coto itu, kemudian dipadukan dengan resep tradisional, menghasilkan coto yang lezat sekaligus sehat.

Lantas, bagaimana karakter rasa Coto Rampa?

“Bisa saya jelaskan. Tetapi cara terbaik untuk mengetahuinya adalah datang mencicipi,” tuturnya, sembari tertawa.

Sementara itu, Tajerimin, calon bupati nomor urut 1 datang jelang sore. “Wah, luar biasa rasanya. Kita akhirnya punya tempat untuk sarapan sebelum ke lokasi-lokasi kampanye nantinya,” ucapnya.

 

Coto Rampa buka pagi sampai malam. Namun pada hari perdana ini, pintu sudah ditutup pukul 16.00. Sold out. Habis tak tersisa.

“Semoga cocok dengan lidah pelanggan di Maros,” imbuh Ulla. (mal)