Hari Santri, Tajerimin-Havid Kunjungi Pesantren AGH Sanusi Baco

Paslon Tahfidz bertemu AGH Sanusi Baco.

MAROS – Bukan sekadar poster Hari Santri yang dibuat paslon nomor urut 1 Pilkada Maros, Andi Tajerimin-Havid S Fasha, Kamis, 22 Oktober 2020. Keduanya juga mengunjungi langsung santri, tepatnya di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Soreang Maros.

Di pesantren tersebut, Tajerimin dan Havid dijamu AGH Sanusi Baco, pimpinan Nadhlatul Ulum yang juga Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulsel dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel itu.

“Kami sudah berkomitmen untuk selalu memperhatikan para santri, kiai, dan pesantren secara umum,” ujar Tajerimin.

Ini merupakan pertemuan ketiga dengan AGH Sanusi Baco, dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, 25 September 2020, Tajerimin juga mendatangi pesantren tersebut. Dia bahkan mendapat hadiah spesial, yakni sebuah buku yang mengisahkan perjalanan hidup sang kiai.

Pekan sebelumnya, Tajerimin mengunjungi AGH Sanusi Baco di kediaman pribadi sang Anregurutta di Makassar. Tajerimin mendapat sejumlah pesan, bekal menatap kompetisi di depan mata.

Tajerimin sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) juga menegaskan akan selalu bersama-sama dengan ulama. Dia menyebut bahwa pesantren sangat penting sebagai instrumen pendidikan.

“Makanya kami akan memberi perhatian khusus kepada pondok pesantren dan pondok tahfiz di Maros nantinya,” imbuh kandidat dengan nomor urut 1 itu.

Mendengar Anregurutta membeberkan bahwa ada banyak santri Nahdlatul Ulum yang lanjut ke Kairo, Mesir dan beberapa di antaranya sudah S2, Tajerimin langsung memaparkan program unggulannya. Yakni mengalokasikan beasiswa untuk warga Maros yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. Bahkan hingga tingkat doktoral.

Hari ini agenda Tahfidz cukup padat. Masih pagi, keduanya sudah berada di Lapangan PTB, Maros. Mengikuti deklarasi pilkada damai bersama KPU, Bawaslu, dan pemerintah.

Setelah itu, Tahfidz (akronim pasangan ini) beserta rombongan mampir makan di Coto Rampa, salah satu warung coto di Jalan Gladiol, Turikale, sebelum melanjutkan perjalanan ke Nadhlatul Ulum. (*/ad)