Oleh Hamka Mahmud*
INTI tarbiah puasa pengendalian diri. Jika yang halal saja di siang hari, kita tidak mau memakannya dan meminumnya, apalagi sebelas bulan akan datang, tante yang haram pasti bisa kita jauhi.
Pada hakikatnya seluruh perintah Allah dan apa saja dilarang-Nya adalah kurikulum kehidupan yang arahnya memembentuk manusia menjadi takwa –taat perintah dan menjauhi larangan.
Di bulan Ramadan ada hal yang tak lazim yaitu hal yang sebelumnya boleh di siang hari jadi tidak boleh. Yaitu makanan dan minuman serta berhubungan suami istri.
Apa hakikat dari larangan tersebut? Penulis mencoba merenungkannya. Jawabannya, yang mendorong kita makan dan minum serta berjimak adalah hawa nafsu. Dan pada saat puasa itulah nafsu diikat dengan niat, lalu dibelenggu dengan tekat, didera dengan rasa lapar, dicambuk dengan rasa haus agar dapat dikendalikan
Agar nantinya sebelas bulan yang akan datang. Makanan, minuman, dan wanita bukan milik kita tak mau sama sekali dicicipi, diteguk dan nikmat. Sebab kata hati, “Hei nafsu yang halal saja saat puasa tidak mau kamu makan dan minum. Apa lagi yang haram tentu kamu lebih bisa mengabaikannya.”
Itulah makna kemenangan: menang dari kendaraan setan memperdaya manusia. Hingga lulus lalu diwisuda massal pada perayaan Idulfitri.
Hari raya Idulfitri bagi insan yang telah bersusah payah beribadah saat datangnya Ramadan itulah disebut kemenangan sempurna.
Wisuda takwa tersebut tergambar dari lirik lagu lawas Ismail Marzuki berjudul, “Selamat Hari Lebaran.”;
Setelah berpuasa satu bulan lamanya. Berzakat fitrah menurut perintah agama
Kini kita ber-Idulfitri, berbahagia
Mari kita berlebaran bersuka gembira
Berjabatan tangan sambil bermaaf-maafan Hilang dendam habis marah di hari lebaran
Tiga puluh hari berpuasa
Atas perintah yang kuasa
Kini saatnya kita semua
Tuk menyambut kemenangan
Minal aidin wal faidzin
Maafkan lahir dan batin
Selamat para pemimpin
Rakyatnya makmur terjamin
Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah
Setahun sekali ke kota naik bis keren. Hilir mudik di jalan kaki pincang sampai sore
Akibatnya tenteng selop
Sepatunya robek
Kakinya pada lecet
Babakbelur berabe
Tiga puluh hari berpuasa
Atas perintah yang kuasa
Kini saatnya kita semua
Tuk menyambut kemenangan
Minal aidin wal faidzin
Maafkan lahir dan batin
Selamat para pemimpin
Rakyatnya makmur terjamin
Minal aidin wal faidzin
Maafkan lahir dan batin
Selamat para pemimpin
Rakyatnya makmur terjamin.
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. QS. Al-Baqarah, ayat 183.
Selamat bagi wisudawan Idulfitri. Ingat jaga ijazah takwa Anda sebelas bulan ke depan. (*)
*Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika. Ini adalah kajian Seri ke-545. Penulis bisa saja dihubungi di nomor HP 081285693559