Talkshow Mapan Sambut 2022; Komunitas Pengusaha Muda Sangat Diperlukan di Maros

Ismawan Amir (kiri) dan Yassir Arafat Usman bergantian memaparkan materinya. (FOTO: MM)

MAROS, MM – Komunitas Mapan, salah satu wadah pengusaha muda di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep, menutup tahun 2021 dengan kegiatan produktif. Talkshow bertajuk “Pentingnya Komunitas dari Sudut Pandang Bisnis dan Psikologi” dihelat di Warkop Al Fayyadh, Maccopa, Kamis, 30 Desember 2021.

Narasumber yang dihadirkan adalah praktisi bisnis, Ismawan Amir, Co Founder RPI dan Storyteller Masjid Latifah. Narasumber lainnya adalah Yassir Arafat Usman, dosen Psikologi FK Unhas, Direktur Lontara Outbound and Training Management.

Ismawan memaparkan, sebuah pepatah berbunyi “Jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendirian. Jika ingin berjalan jauh, maka berjalan bersama-sama”.

“Demikianlah pepatah itu, sangat bermakna dalam membangun komunitas,” ucapnya.

Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Begitu pula dalam bisnis.

Peserta talkshow Komunitas Mapan. (FOTO: MM)

“Karena manusia saling membutuhkan, maka terbentuklah komunitas. Sekumpulan orang yang melakukan berbagai hal dan memiliki tujuan yang sama, termasuk berbisnis,” ujar Ismawan.

Dia mengajak membayangkan jika baru memulai bisnis di suatu bidang yang baru tanpa ada partner yang membimbing. Pasti sangat sulit. Oleh karena itu, perlu mencari insight baru dan dukungan dari orang lain.

Ismawan menambahkan ada beberapa urgensi komunitas dalam bisnis. Di antaranya memperluas relasi, menambah wawasan, membangun brand, tingkatkan kepercayaan publik, membantu promosikan value bisnis, dan meningkatkan brand awareenes.

Hasil penelitian menyebut 84 persen konsumen lebih mempercayai rekomendasi yang berasal dari teman atau keluarga. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa komunitas memiliki peran penting dalam meningkatkan brand awareness.

“Komunitas tak hanya membantu memberikan pemahaman tentang keinginan konsumen, tetapi juga konten yang berasal langsung dari mereka, seperti ulasan dan komentar,” ucapnya.

Yassir Arafat Usman menjelaskan tinjauan komunitas dari perspektif psikologi. Bagaimana individu dalam berkomunitas dapat memenuhi kebutuhan psikisnya yang mungkin tidak ia dapatkan ketika ia bekerja secara individual.

Setiap kebutuhan individu berbeda-beda, ada yang ingin dihargai, ingin didengarkan, ingin diapresiasi, atau ingin berbagi/sharing, tergantung dari kebutuhan masing-masing individunya.

Dalam pemaparannya, YazZ, sapan akrabnya, juga mengungkapkan lima hal yang menyebabkan seseorang enggan tergabung dalam komunitas yaitu khawatir, gengsi, enggan keluar dari zona nyaman, minder dan ragu.

Di akhir pemaparannya, peserta disuguhkan sebuah video yang menekankan pentingnya memilih teman dekat yaitu mereka yang setiap saat berinteraksi dengan kita.

Teman dekat inilah yang akan memengaruhi pikiran dan perilaku kita, sehingga berefek terhadap habit atau kebiasaan kita. Apabila hal ini terus dilakukan, akan menetap menjadi perilaku.

Karena itu, dalam memilih komunitas, selain adanya kesamaan minat dan benefit yang kita dapatkan, kita juga perlu melihat siapa-siapa orang yang terlibat dalam komunitas tersebut, apakah mereka dapat memengaruhi kita menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Komunitas Mapan merupakan wadah silaturahmi pengusaha muda di Maros. Saat ini dipimpin oleh Askar Rajab, owner Mazea Chicken. Menurut Askar, komunitas Mapan itu singkatan dari Maros Pangkep.

Keluarga besar Komunitas Mapan. (FOTO: MM)

Saat ini, komunitas Mapan mengajak anak muda Maros untuk bangun kolaborasi dan membangun semangat kewirausahaan. Tidak hanya itu, nantinya komunitas mendorong tercipta semangat sosial entrepreneurship setiap anggotanya.

“Intinya kita saling sinergi, support dan bangun silaturrahim,” paparnya. (abr)